Sedikit tentang aku dan vans

 hai ingin tau kelanjutan cerita si sepatu vans bergaris putih?

walaupun kalian tidak ingin tau sekalipun, pasti akan ku ceritakan karena aku ingin sekali mengenangnya dikemudiam hari didalam blok kecil ini. 

Bagaimana jika kita memanggil dia vans.

Bagaimana kabar vans? Sudah pasti kabarnya baik. Sangat baik.

Setelah aku bertemu dengannya di acara makan makan perpisahan kelas, aku pun memberanikan diri.

Aku memberanikan diri untuk membuka hatiku sepenuhnya untuknya.

Sebenarnya yang perlu kalian ketahui aku dan vans itu adalah teman yang sangat dekat sejak kami masuk SMA. Jadi kuceritakan sedikit tentang kami berdua.

Aku dan Vans berteman sejak kami bertemu di bangku SMA, pada saat itu aku mencari kelasku begitu juga dengan dia, dan dengan sok akrab nya aku bilang "eh lagi nyari kelas kan? sama aku juga. Mau nyari barengan nggak? kali aja kita sekelas" kira kira begitulah yang ku katakan saat kami baru pertama kali bertemu. Dan nggak tau kebetulan yang macam apa, kami betul-betul sekelas.

Kami berteman bahkan sempat dekat pada kelas 10 tapi sayangnya hanya sebatas FRIENDZONE, kenaikan kelas 11 aku dan dia sekelas lagi padahal pada saat itu kelas kami di acak. Kami sekelas duduk sebangku dan menjadi teman berbagi cerita, keluh kesah, teman yang paling ngeseling se SMA tapi dia juga selalu ada disaat aku nangis menye menye tentang kisah perbucinanku wkwkwk lol. 

Kenaikan kelas 12 kami sekelas LAGI. Kami semakin berteman dekat dan duduk sebangku LAGI. Tapi nggak tau kenapada pada saat itu tingkat kekesalan aku sama dia meningkat menjadi aku selalu bdmd bgt ke dia, aku selalu memperenguti dia, bahkan hal hal sepele yang dia lakuin tu terasa menyebalkan di aku. 

Akhirnya dia pindah tempat duduk ya walaupun pindahnya nggak jauh jauh banget cuma di sebelah kanan aku. Tapi kalian tau, semarah apapun aku ke dia, dia ga pernah sedikit pun marah ke aku, aku yang moodyan banget bahkan ke dia tapi dia selalu sabar ke aku dengan kata katanya "lagi bete kan ya, yaudah jangan lama lama bete nya".

Aku pernah nangis di sekolah ya biasalah karena kisah percintaan ku yang menyakitkan pada saat itu. Tapi kalian tau, disaat aku nangis dan cerita ke temen cewe aku, dia tiba-tiba datang duduk di bangku lamanya dengerin curhatan ku dengan air mata yang deres banget keluar terus dia dengan sikapnya yang ga berubah ke aku walaupun aku sering bgt marah ke dia, dia ngapus air mata aku terus bilang "kalau udah lulus jangan nangis nangis gini lagi, soalnya aku nggak ada buat ngapusin air matamu" 

Sederhana tapi ngebuat aku sadar "ini loh yang selama ini aku marah marah, aku luapin semua ke badmoodan aku ke dia, aku maki maki tapi sekarang dia yang bisa ngapusin air mata aku"

Saat itu perasaan yang dulu sewaktu kelas 10 muncul kembali. Aku ngerasa nyaman sama dia yang aku tahu kalau perasaan nyaman ini lebih dari sekedar teman. Tapi kalian tau nggak? Aku terlalu takut dan munafik sehingga aku takut sama perasaan ku sendiri. Ya di saat itu ketika aku sadar perasaan ini mulai tumbuh lahi, aku jaga jarak dari dia.

Sampai pada saat itu kami mengikuti TRY OUT untuk UN tapi karena pandemi saat itu sudah ada jadi kami di pulangkan. Yang aku nggak tau kalau itu momen terakhir aku ketemu sama dia sebagai TEMAN KELAS.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

FIERSA BESARI dalam Buku Garis Waktu